Sabtu, 08 Oktober 2016

Kembali

Tak lagi bisa kuhitung jarak yang kutinggalkan. Letih sudah sayap kukepakkan. Mengarungi lautan dan melintasi langit yang begitu kejam. Teriknya mentari tak mampu menyurutkan tekadku. Aku ingin meninggalkan sarang itu, jauh. Dan lebih jauh lagi. Tak lagi ingin ku kembali. Tak lagi ingin mengenangnya. Aku ingin temukan petualangan ku yang baru. Berusaha sendiri....

Aku tlah bertemu dengan pelangi, tertawa bersama rintik hujan yang dibiaskan oleh mentari. Indahnya langit jingga disisi-sisi negeri yang ku lewati memberikan cerita berbeda setiap kali ku menyapa. Bahkan aku berkenalan dengan aurora, rupanya tak kan bisa kulisankan. Sejenak, sarang itu pun hilang dari pikirku. Tenggelam dalam kagumku. Keanggunan alam membuai bagian bawah sadarku, aku pun mulai menyelami setiap jengkal bahagia yang merasuk perlahan. Aku terpana.

Namun tiba-tiba, angin meniupku dengan sepoinya, perlahan, tampak ia membawa segerombolan awan hitam kelam. Jelas saja, mereka siap menghujaniku dengan ribuan tetes air yang jatuh bagai serangan misil para prajurit perang. Dan aku. Terpaku.
Bukan hanya kali ini badai datang mengejutkanku. Kemarin, mungkin minggu lalu. Atau beberapa bulan sebelumnya, aku merasakan hal yang sama. Mereka slalu membangunkan ku dari mimpi indahku. Aku masih saja sama. Terdiam, mematung. Dan bingung. Berusaha terbang lagi. Tapi ke mana?? Aku di tengah savana. Tak ada pohon yang bisa kutempati, tak ada gua atau bahkan lubang kecil yang bisa kusinggahi, sekedar melindungi sayap letihku dari amukan alam yang tak tau kapan akan berhenti. Aku di daerah asing tak bertuan. Sendiri.

Kembali. Aku. Teringat. Sarangku begitu damai. Namun. Aku tak lagi bisa meraihnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar