.......
Aku merindu, namun tak tau pada siapa rasa ini menuju.
Ku ingin sekali berbagi, ingin menangis lepaskan luka ku, ingin tertawa ceritakan bahagiaku.
Aku benar-benar merindu....
Dia yang selalu ada dalam khayalku. Tak sekalipun ku bisa bertegur sapa. Ia sembunyi pada ilusi ku semata.
Setiap kali luka ku datang, dia membayangi aku ntuk mengunjunginya. Memintaku untuk selalu membagi kisahku. Tapi di manakah ku bisa menemuinya??
Sebuah tanya yang tak ada jawabnya.
Setiap bahagiaku memberi warna, sekilas senyum tipis pun menghiasi wajahnya. Turut ikhlas menerima suka ku. Turut bersorak saat buncahan bahagia mengisi hari ku. Dan sesekali mengingatkan ku ntuk terus menapak.
Lagi, ku hanya bisa melihatnya dalam ilusi. Tak sekalipun ia utuh dihadapku.
Sedihku mengulang, sepiku memuncak, dan aku ingin keramaian dalam suaranya, ku ingin disampingnya, meminjam bahunya, genggam erat tangannya, dengarkan kata-kata yang menenangkan dari lisannya. Semua itu, beri ku kekuatan, menyejukkan pikiran, mendamaikan kemelut hati yang gelisah.
Hanyakah semua itu impian kosong belaka....?
Bermimpi kan jadi nyata.
Datanglah dalam duniaku. Wujudkan rupamu. Isi hariku. Jangan biarkan ku terlalu lama merindu. Rindu yang teramat pilu. Yang kian lama terus menyiksa batinku.
Kamis, 17 November 2016
..........
Aku mungkin lelah. Lelah menjawab semua tanya, lelah menghadapi ketimpangan, kesenjangan. Lelah diperbandingkan, lelah setiap kali mendengar lisan mereka berujar. Pilih, cocok, tidak, buang, ini bagus, itu jelek. Sebaiknya begini, begitu. Dan lainnya.
Jika aku kaca, tak hanya retak yang tampak pada rupaku. Sekali sentuh saja meski lembut, akan meruntuhkan semua upayaku bertahan. Hanya butuh sedikit colekan dan Prank...., hancur sudah tak berbentuk.
Hati ini pun bisa berbelok, sekukuh apapun aku bertahan, saat tekanan begitu kuat berhembus, perlahan ia kan mengalihkan arah. Aku masih berusaha kuat. Namun jiwa tak sanggup lagi melawan. Bagaimana ku harus bersikap....
Aku benar-benar letih, ku butuh waktu ntuk menyendiri. Jauh dari keriuhan tak bertepi....
Jika aku kaca, tak hanya retak yang tampak pada rupaku. Sekali sentuh saja meski lembut, akan meruntuhkan semua upayaku bertahan. Hanya butuh sedikit colekan dan Prank...., hancur sudah tak berbentuk.
Hati ini pun bisa berbelok, sekukuh apapun aku bertahan, saat tekanan begitu kuat berhembus, perlahan ia kan mengalihkan arah. Aku masih berusaha kuat. Namun jiwa tak sanggup lagi melawan. Bagaimana ku harus bersikap....
Aku benar-benar letih, ku butuh waktu ntuk menyendiri. Jauh dari keriuhan tak bertepi....
Senin, 14 November 2016
2 Sisi
Memang bukan sekedar perbedaan yang menyebabkan retak. Namun tidak cukup jika hanya kesamaan untuk menyatukan. Bahkan dalam beda kita dapat temukan liku pertualangan. Bersama perbedaan jua kita jatuh dalam jebakan. Ranjau tersembunyi yang menakutkan.
Jangan pula berharap kau kan temukan kenyamanan berlimpah, jika hanya bermodal kata sama semata. Dia pun miliki teka-teki berbeda. Mencuri ketika kau lengah. Mengambil saat kau lupa. Hancur dalam bentuk tak terduga.
Tanpa beda kita tak pernah bisa saling menyapa. Dengan sama kita bisa saling mengisi.
Perbedaan dan kesamaan adalah dua sisi mata uang, tak bisa dipisah. Meski tak pernah saling hadap, namun tak pula saling meninggalkan.
Tak mungkin ada kata cukup dalam merenda kisah. Semua kan jadi utuh saat kau tau apa yang kau butuh, tanpa harus ada dibunuh, tuk mengisi yang kosong menjadi penuh.
01.06 WIB
Senin dini hari, 14/11/16
Jangan pula berharap kau kan temukan kenyamanan berlimpah, jika hanya bermodal kata sama semata. Dia pun miliki teka-teki berbeda. Mencuri ketika kau lengah. Mengambil saat kau lupa. Hancur dalam bentuk tak terduga.
Tanpa beda kita tak pernah bisa saling menyapa. Dengan sama kita bisa saling mengisi.
Perbedaan dan kesamaan adalah dua sisi mata uang, tak bisa dipisah. Meski tak pernah saling hadap, namun tak pula saling meninggalkan.
Tak mungkin ada kata cukup dalam merenda kisah. Semua kan jadi utuh saat kau tau apa yang kau butuh, tanpa harus ada dibunuh, tuk mengisi yang kosong menjadi penuh.
01.06 WIB
Senin dini hari, 14/11/16
No Title #2
Sekian masa berlalu. Angin dan udara menyatu dalam kerinduanku. Ombak bergejolak saat memikirkan kau dan aku berharap jadi satu. Memecah diujung jemari kakiku, kelabu sekejap membayangi mataku.
Aku... Terkesima akan pesona jingga sore ini. Perlahan kisah lama kembali sebagai nyanyian senja. Sesayup menitipkan pesan. Ia kan datang menjelang malam. Mengingatkan ku akan mimpi yang berkelanjutan.
Aku..., berdiri dalam diam. Memaku dalam sendiri. Berusaha membuka memori. Membalik kembali lembar lusuh dalam ingatan. Kemudian menjelma sebagai wujud tanya. Mungkinkah ia kembali bercerita?
Hanya saja, aku tak siap menerima. Akankah menjadi sama atau kan jadi suatu berita yang berbeda.
No title....
(.................)
Senin dini hari 14/11/16
00.23 wib
Aku... Terkesima akan pesona jingga sore ini. Perlahan kisah lama kembali sebagai nyanyian senja. Sesayup menitipkan pesan. Ia kan datang menjelang malam. Mengingatkan ku akan mimpi yang berkelanjutan.
Aku..., berdiri dalam diam. Memaku dalam sendiri. Berusaha membuka memori. Membalik kembali lembar lusuh dalam ingatan. Kemudian menjelma sebagai wujud tanya. Mungkinkah ia kembali bercerita?
Hanya saja, aku tak siap menerima. Akankah menjadi sama atau kan jadi suatu berita yang berbeda.
No title....
(.................)
Senin dini hari 14/11/16
00.23 wib
Jumat, 11 November 2016
Mentariku
Pagi mentariku...
Senyummu berikan ku semangat menggebu.
Setiap kali ku buka mata, sinarmu langsung hangatkan tubuh ku.
Sekian banyak syukur ku ucap. Pencipta tlah hadirkan dirimu dalam setiap langkahku. Menerangi celah-celah sepi yang lalu. Membawakanku kebahagiaan dalam jalani cerita baru.
Ku tak pernah tau, kapan tepatnya aku merasa sangat membutuhkan mu. Aku slalu saja merindukan sinarmu yang menghangatkan. Senyuman yang lembut menyapa. Serta kenyaman senja yang mendamaikan.
Semua itu memberikan ku seribu makna.
Meski malam menyembunyikan mu. Aku tau, esok kan membawamu kembali padaku. Awan hitampun takkan sanggup menyimpanmu terlalu lama. Cahayamu begitu terang, kepekatan langit tak mampu membuatmu tenggelam. Kemilaumu kan segera menerangiku.
Terkadang kau bingkiskan cahaya pelangi nan indah yang terbias bersama rintik hujan. Sesaat lainnya, kau senandungkan gemuruh dalam kebisuan. Entah itu kemarahan atau hanya sapaan. Aku tetap menikmatinya dengan senyum. Karena ku tau kan selalu ada sentuhan lembut sinar mu setelahnya.
Aku, tak ingin terlalu tamak dengan pesonamu. Berbagilah dengan semesta. Aku pun kan rasakan bahagia.
Tapi...
Kiaskan pada semua. Bahwa cintamu hanyalah milikku...
Mentariku.... 🌞
Senyummu berikan ku semangat menggebu.
Setiap kali ku buka mata, sinarmu langsung hangatkan tubuh ku.
Sekian banyak syukur ku ucap. Pencipta tlah hadirkan dirimu dalam setiap langkahku. Menerangi celah-celah sepi yang lalu. Membawakanku kebahagiaan dalam jalani cerita baru.
Ku tak pernah tau, kapan tepatnya aku merasa sangat membutuhkan mu. Aku slalu saja merindukan sinarmu yang menghangatkan. Senyuman yang lembut menyapa. Serta kenyaman senja yang mendamaikan.
Semua itu memberikan ku seribu makna.
Meski malam menyembunyikan mu. Aku tau, esok kan membawamu kembali padaku. Awan hitampun takkan sanggup menyimpanmu terlalu lama. Cahayamu begitu terang, kepekatan langit tak mampu membuatmu tenggelam. Kemilaumu kan segera menerangiku.
Terkadang kau bingkiskan cahaya pelangi nan indah yang terbias bersama rintik hujan. Sesaat lainnya, kau senandungkan gemuruh dalam kebisuan. Entah itu kemarahan atau hanya sapaan. Aku tetap menikmatinya dengan senyum. Karena ku tau kan selalu ada sentuhan lembut sinar mu setelahnya.
Aku, tak ingin terlalu tamak dengan pesonamu. Berbagilah dengan semesta. Aku pun kan rasakan bahagia.
Tapi...
Kiaskan pada semua. Bahwa cintamu hanyalah milikku...
Mentariku.... 🌞
Rabu, 09 November 2016
Menunggu jawaban....
Teruntuk hati ku....
Ada apa denganmu hari ini, kau begitu dingin, kau acuhkan setiap ucapku, kau tolak setiap pintaku...
Begitu datar, tak da yang istimewa hari ini. Dan. Aku menunggumu dengan semua tanya ku...
Wahai hati ku...
Apakah kau marah, setiap kali aku membohongimu, mengatakan semua yang tak kau ingini, mengucapkan hal yang tak kau harapkan. Dan sekarang ketika kau tak ingin aku mengutarakannya, aku berusaha untuk tetap menyampaikan semuanya. Berharap kau luluh dan kembali bicara padaku. Terlalu lama kau diam. Dan aku mulai resah. Kebisuan ini tak sanggup ku jalani. Terlalu sepi...
Aku terbiasa bertengkar denganmu, aku terbiasa berdebat tentang sesuatu bahkan itu tidaklah penting, karena saat itu pula kutemukan bahagiaku. Aku tau tentang semua pedulimu. Jika kau seperti ini, aku bisa apa. Aku hilang kendali diriku sendiri. Maafkan aku dengan sikapku yang tak kau pahami. Logikaku pun ikut mambatu sepertimu..
Jangan biarkan ini berlarut, aku butuh suara kecilmu yang slalu menuntunku kembali. Jangan berubah arah, aku mohon kembalilah padaku. Hati kecilku, satu milikku yang takkan kulepas, tak mungkin.
Aku menunggu jawabmu...
Ada apa denganmu hari ini, kau begitu dingin, kau acuhkan setiap ucapku, kau tolak setiap pintaku...
Begitu datar, tak da yang istimewa hari ini. Dan. Aku menunggumu dengan semua tanya ku...
Wahai hati ku...
Apakah kau marah, setiap kali aku membohongimu, mengatakan semua yang tak kau ingini, mengucapkan hal yang tak kau harapkan. Dan sekarang ketika kau tak ingin aku mengutarakannya, aku berusaha untuk tetap menyampaikan semuanya. Berharap kau luluh dan kembali bicara padaku. Terlalu lama kau diam. Dan aku mulai resah. Kebisuan ini tak sanggup ku jalani. Terlalu sepi...
Aku terbiasa bertengkar denganmu, aku terbiasa berdebat tentang sesuatu bahkan itu tidaklah penting, karena saat itu pula kutemukan bahagiaku. Aku tau tentang semua pedulimu. Jika kau seperti ini, aku bisa apa. Aku hilang kendali diriku sendiri. Maafkan aku dengan sikapku yang tak kau pahami. Logikaku pun ikut mambatu sepertimu..
Jangan biarkan ini berlarut, aku butuh suara kecilmu yang slalu menuntunku kembali. Jangan berubah arah, aku mohon kembalilah padaku. Hati kecilku, satu milikku yang takkan kulepas, tak mungkin.
Aku menunggu jawabmu...
Jumat, 04 November 2016
No Title
Apa yang sebenarnya ingin kau perlihatkan pada kalayak ramai???
Sebenarnya hal seperti apa yang benar-benar ingin kau pertontonkan??
Tidak cukupkah hanya dengan menjalani peranmu saja, masih kurangkah dengan posisimu saat ini. Nikmati saja. Mengapa harus merambah pada ranah yang seharusnya tak kau sentuh, sehingga tanpa kau sadari, kau tlah merusaknya ...
Jika kau ingin berkelana, silahkan saja. Nikmati pemandangan sekitarmu. Tapi jangan pernah kau renggut tanaman yang terlihat indah yang ada di taman tetangga, hanya karena ingin melihat nya dari jarak dekat. Padahal itu bukan hak mu.
Kenapa mesti berkoar jika hanya dengan sikap tulusmu saja kau sudah menjadi perhatian...
Mengapa harus membentak, jika hanya dengan senyuman ikhlas, semua orang akan menghormatimu....
Tidak harus menunjukkan sisi burukmu, jika kau benar-benar ingin menjadi yang kau inginkan....
Banyak hal positif yang masih bisa kau kembangkan demi mencapai tujuanmu. Jangan sikut orang2 yang ada disampingmu. Naiklah tanpa menjatuhkan apapun. Bijaklah dalam bersikap.
Ini hanya renungan.....
Akupun berusaha untuk terus belajar....
Sebenarnya hal seperti apa yang benar-benar ingin kau pertontonkan??
Tidak cukupkah hanya dengan menjalani peranmu saja, masih kurangkah dengan posisimu saat ini. Nikmati saja. Mengapa harus merambah pada ranah yang seharusnya tak kau sentuh, sehingga tanpa kau sadari, kau tlah merusaknya ...
Jika kau ingin berkelana, silahkan saja. Nikmati pemandangan sekitarmu. Tapi jangan pernah kau renggut tanaman yang terlihat indah yang ada di taman tetangga, hanya karena ingin melihat nya dari jarak dekat. Padahal itu bukan hak mu.
Kenapa mesti berkoar jika hanya dengan sikap tulusmu saja kau sudah menjadi perhatian...
Mengapa harus membentak, jika hanya dengan senyuman ikhlas, semua orang akan menghormatimu....
Tidak harus menunjukkan sisi burukmu, jika kau benar-benar ingin menjadi yang kau inginkan....
Banyak hal positif yang masih bisa kau kembangkan demi mencapai tujuanmu. Jangan sikut orang2 yang ada disampingmu. Naiklah tanpa menjatuhkan apapun. Bijaklah dalam bersikap.
Ini hanya renungan.....
Akupun berusaha untuk terus belajar....
Rabu, 02 November 2016
The other me....
Aku sering bertanya pada seseorang dalam diriku. Apa yang benar-benar diinginkannya untuk hidup ini.
Terlalu banyak pinta, terlalu banyak mau. Pilihan di depan mata, masih saja enggan untuk memutuskan. Telah nyata di hadapan apa yang harus dilakukan tetap saja meragukan keberadaannya.
Kau yang bersemayam dalam diriku. Wujud apa yang kau harapkan. Semua tlah tersaji di meja mu, namun menu mana yang akan kau santap??
Kau selalu lari dari setiap masalah mu, mengapa? Tak kah sanggup kau melewatinya hingga kau pun rela memulai dari nol lagi disituasi yang berbeda. Tak pernahkah kau tau kalau itu akan sia-sia saja. Jika kau masih saja menjadi seorang pengecut dalam mengambil keputusan, maka hasilnya akan nihil.
Kau tak pernah berani beranjak dari "comfort zone" mu. Tidakkah kau sadari, kalau hal yang sama trus terulang. Lagi dan lagi. Kau tak mau melawan dan tak pernah mau bertarung dengan masalah mu. Selalu saja mengambil langkah seribu untuk menjauhi nya. Kau tak mau mengakui kalau kau akan selalu bertegur sapa dengan problem yang sama. Masih kah kau mengacuhkannya tuk kesekian kali lagi.
Please, bangun dari tempat duduk mu, selesaikan permainan yang telah kau mulai ini. Jangan lari lagi. Karena aku pun mulai jenuh dengan kemauan tak jelas mu ini.
Dengarkan lah aku, wahai 'aku' yang di sana....
Hentikan tingkah konyolmu. Ubah alur cerita yang teramat klise ini. Hingga akupun mampu bergerak bebas. Tak lagi terkekang inginmu yang tak pernah ku pahami.
Talk with the other me...
(Dilam, 021116)
Terlalu banyak pinta, terlalu banyak mau. Pilihan di depan mata, masih saja enggan untuk memutuskan. Telah nyata di hadapan apa yang harus dilakukan tetap saja meragukan keberadaannya.
Kau yang bersemayam dalam diriku. Wujud apa yang kau harapkan. Semua tlah tersaji di meja mu, namun menu mana yang akan kau santap??
Kau selalu lari dari setiap masalah mu, mengapa? Tak kah sanggup kau melewatinya hingga kau pun rela memulai dari nol lagi disituasi yang berbeda. Tak pernahkah kau tau kalau itu akan sia-sia saja. Jika kau masih saja menjadi seorang pengecut dalam mengambil keputusan, maka hasilnya akan nihil.
Kau tak pernah berani beranjak dari "comfort zone" mu. Tidakkah kau sadari, kalau hal yang sama trus terulang. Lagi dan lagi. Kau tak mau melawan dan tak pernah mau bertarung dengan masalah mu. Selalu saja mengambil langkah seribu untuk menjauhi nya. Kau tak mau mengakui kalau kau akan selalu bertegur sapa dengan problem yang sama. Masih kah kau mengacuhkannya tuk kesekian kali lagi.
Please, bangun dari tempat duduk mu, selesaikan permainan yang telah kau mulai ini. Jangan lari lagi. Karena aku pun mulai jenuh dengan kemauan tak jelas mu ini.
Dengarkan lah aku, wahai 'aku' yang di sana....
Hentikan tingkah konyolmu. Ubah alur cerita yang teramat klise ini. Hingga akupun mampu bergerak bebas. Tak lagi terkekang inginmu yang tak pernah ku pahami.
Talk with the other me...
(Dilam, 021116)
Langganan:
Komentar (Atom)