.....
Hampir setengah jam aku menunggu, berharap ada satu kata yang keluar dari lisanmu untuk membuka pembicaraan kita. Dari awal niatku ke taman ini untuk berkumpul bersama teman²ku. Sepertinya menarik mengisi kekosongan waktu di weekend ini bersama semua rekan kerjaku yang baru. Sebagai anak baru di kota ini, belum banyak teman yang aku kenal di kota ini. Baru satu bulan ku pindah ke kota budaya ini. Pekerjaan lah yang membawa ku akhirnya singgah di kota yang sebelumnya belum pernah ku kunjungi. Dan aku pun terkejut, Entah bagaimana takdir bermain dengan kuasanya, hingga aku bertemu denganmu di tempat ini.
Aku masih ingat, bagaimana awalnya kita dulu saling mengenal, bagaimana hubungan antara kita berjalan. Berawal dari kata teman, dan perlahan waktu menyatakan kita mulai memiliki satu rasa hingga kisah pertemanan berlanjut pada hubungan yang lebih spesial. Masih segar pula dalam ingatanku. Bagaimana kita mencoba menyesuaikan diri. Berusaha saling mengisi. Namun akhirnya suatu hal menjadikan kisah itu berakhir dengan amat tidak baik. Dan kita memilih untuk tidak bertegur sapa.
Sekarang, kurang lebih 3 tahun sejak kita terakhir saling memutuskan untuk tidak saling mengenal. Suatu sikap yang tidaklah dewasa. Memilih diam dan pergi sejauh²nya. Kita berhasil. Aku tak pernah menemuimu atau bahkan mencoba untuk menghubungimu dalam waktu sekian lama. Dan kurasa kau pun demikian.
Namun, ada suatu yang menggelitikku hari ini. Jarak dan waktu yang berlalu itu akhirnya tak mampu menahan perpisahan, hingga ia pun mempertemukan kita kembali saat ini.
"Hai, " akhirnya satu kata keluar dari bibirmu. Senyuman tipis pun menghiasi wajah meronamu. Masih sama. Kau tetap secantik ingatan terakhirku tentangmu. Tak banyak yang berubah dari penampilanmu. Masih anggun dalam kesederhanamu.
"Hai, sudah lama yaa... " timpalku.
Aku cukup pengecut untuk memulai obrolan. Hingga kaupun berinisiatif menyapaku.
"Yaa... Apa kabar?"
Hmm, pertanyaan klise, namun berhasil memecah suasana yang kaku.
"Baik, seperti yang kau lihat. Kau?"
"Aku pun sama. "
"Aku tak pernah menyangka, kita bisa betemu di sini. Kurang lebih sudah tiga tahun yaa.. Kau pun mendapatkan pekerjaan yang menarik sepertinya. Seperti mimpi yang kau ucapkan dulu. "
"Kau masih mengingatnya ya," kembali, kau lempar senyum itu. Aku menangkap sekilas pandang diujung kalimat mu.
Begitu bodohnya aku, jika ku ingat masa lalu. Kau dengan semua kesabaranmu. Dan aku bertahan dalam ego ku yang teramat tinggi. Sungguh jiwa yang begitu hijau, hingga tak mampu memahami keadaan.
Hening. Kembali mengisi waktu kita. Aku terdiam. Lintasan kenangan itu mengusikku. Senyuman teman-temanmu seolah menggoda kita. Tak satupun dari mereka yang tau cerita tentang kita. Yang mereka tau, kita bisa berteman. Dan ya, akupun menginginkan itu.
"Hai, bolehkah aku bertanya, atau lebih tepatnya mengajukan permintaan? "
"Silahkan.. "
"Kenalan lagi yuk (!), maukah kau berteman denganku (?)
Aku ingin menyambung silahturahmi yang sempat ku rusak. Dan aku ingin berhubungan baik denganmu kali ini. ku ingin meminta maaf ntuk semua sifat burukku yang lalu. "
"Hei, sepertinya kau sedikit demam (??)". "untuk apa berkenalan lagi, aku tau siapa namamu, dan dari mana asalmu. Dan, maaf. Maaf untuk apa? Lupakanlah, itu hanyalah cerita lama."
"Benar, namun kali ini, aku merasa kita belum mengenal. Aku ingin jadi pribadi yang baik kali ini. Dan ku ingin memulai dari titik nol lagi. Mari kita mulai hubungan baik ini dengan pertemanan yang baru. "
Ku ulurkan tanganku, berharap kaupun mau menjabatnya. Enggan, terlihat jelas pada raut wajahmu. Namun kau berusaha ntuk menjabat tanganku. Meski diiringi dengan tawa usilmu. Merasa ini adalah lelucon.
"Aku Yudi. " ujarku.
"Hai, aku Lisa. " Tawamu berderai, menyusul sikap formal kita ini. Dan aku pun cuma bisa tersenyum.
Dan hari ini, hari baruku berteman denganmu. Ku ingin meninggalkan kisah buram kita. Dan kata ajaib itu, kembali memulai silahturahmi ini. "Teman"
Aku tak berharap ada makna lebih dari permulaan ini. Yang pasti, aku hanya ingin memperbaiki diri.
"Kenalan lagi yuk.... "😄
Tidak ada komentar:
Posting Komentar