Aku berusaha untuk tidak mengemis pada manusia. Karena ia sama denganku. Aku selalu berujar pada diriku, "Cukup hanya pada Allah kau menghambakan diri, jangan pada manusia. Karena mereka tak punya kuasa atasmu. Yakinilah Allah takkan mengecewakanmu seperti halnya mereka mengecewakanmu"
Pernahkah kau terluka di penghujung harap. Tersayat saat meniti asa yang kian dekat. Jatuh pada lubang kelam, ketika sinar bahagia kian mendekap erat. Aku pernah. Dan itu teramat sakit. Pilu tiada bertepi. Seakan bumi menghantammu keras dari semua sisi. Dan kau tak mampu berlari.
Itulah buah dari usaha menggantungkan harap pada zat selain Allah. Sebuah khilaf yang terbentuk saat cinta membutakan hati. Merangkai harapan ketika jiwa masih saja tak berani mengagungkan kuasaNya. Meruntuhkan semua benteng kepercayaan diri...
Allah, zat yang tak pernah memberikan kekecewaan. Dzat yang tak pernah melupakan. Dzat yang sebenarnya tidak pernah terlambat untuk membahagiakan. Hanya pada Rabb pemilik jiwa, tempat kita menggantung harap, tempat kita menjalin kasih. Satu cinta yang besar untuk ummatNya. Tak kan luput satupun dari penglihatanNya. Bahkan niat yang belum terucap, mampu didengarNya. Kita tak pernah tau kapan bahagia kan datang menjemput. Yang pasti Allah tau, itulah waktu yang tepat untuk meraih semua sukacita dalam kasihNya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar