Aku tau dia suka binatang apalagi sama kucing,
Katanya yang sayang sama binatang orang nya dah pasti penyayang juga....
Aku tau dia baik ma anak kecil
Kata orang yang baik n dekat sama, anak² dah siap buat berkeluarga tuh.....
Aku juga tau kalo dia patuh dan hormat banget sama ibu nya,
Kata nya kalo cari calon suami, liat dia sayang dan hormat ga sama ibu nya, kalo yess berarti dia calon suami yang baik juga sama istrinya.
Yang aku ga tau,
dia mau ga ya sama aku....
#eh, opss.....
😂😂😂😂
21.24 wib
Batu Karak,
04 Januari 2018
Aku dan CeritaKu
Part of other me.... (*Learn to be a writer)
Kamis, 04 Januari 2018
Jumat, 15 September 2017
Perempuanku
Ada saat, kala itu kau begitu bahagia dengan sederhana. Senja bahkan jadi teman bercerita. Malam senandungkan lagu merdu. Tiada guratan cela yang membuatmu tergoyah.
Dahulu, senyum dan tawa tak jenuh hiasimu. Tak penat bahkan tak mengenal kata itu. Selalu kau berbagi suka cita.
Taukah kau, aku merindu saat-saat itu, tiada kata yang mampu ku toreh saat menyuratimu selain kata rindu. Tak pernah lagi tawa menyentuh wajahmu, bahkan senyum tak lagi tercermin dari bibir mungil itu. Ku tak pernah tau, awal apa yang melenyapkan gadisku. Mula mana yang menenggelamkan perempuan riangku.
Jika mampu kuteriakkan, entah pada siapa, "kembalikan perempuanku yang dulu"
Tempat, tak ada satu yang bisa menghibur lagi, cerita tak ada lagi sisa yang mampu melucu. Suram itu kian menutup tabirmu.
Kembali pada masa itu, saat bahagia memberi kehangatan pada dia. Perempuanku.
Dahulu, senyum dan tawa tak jenuh hiasimu. Tak penat bahkan tak mengenal kata itu. Selalu kau berbagi suka cita.
Taukah kau, aku merindu saat-saat itu, tiada kata yang mampu ku toreh saat menyuratimu selain kata rindu. Tak pernah lagi tawa menyentuh wajahmu, bahkan senyum tak lagi tercermin dari bibir mungil itu. Ku tak pernah tau, awal apa yang melenyapkan gadisku. Mula mana yang menenggelamkan perempuan riangku.
Jika mampu kuteriakkan, entah pada siapa, "kembalikan perempuanku yang dulu"
Tempat, tak ada satu yang bisa menghibur lagi, cerita tak ada lagi sisa yang mampu melucu. Suram itu kian menutup tabirmu.
Kembali pada masa itu, saat bahagia memberi kehangatan pada dia. Perempuanku.
Jumat, 08 September 2017
............
Rindu,...
Sesak kurasa hati ini,
Ingin sekali merangkul,
Namun takkan pernah mampu.
Ingin bersorak,
Bahkan bisikan pun tak terdengar.
Tiada sesak yang lebih dalam,
Selain rindu yang tak terucap,
Meski satu kata tak mampu terlontar
Tiada sakit yang lebih menyayat,
Saat hati tertoreh oleh darah rindu,
Namun tak bisa berbuat.
Kau cahaya dan gelapku
Kau susah dan sedihku
Aku rindu,
Rindu semua cacianmu
Rindu semua makianmu
Rindu semua tingkah burukmu
Jika boleh aku memilih,
Biarlah hati ini terluka oleh pedasnya lidahmu,
Tak mengapa konyol itu banjiri sikapmu,
Atau bahkan sikap skeptis mu yang sering buat lelehan airmata membasahi wajahku.
Namun, akhirnya aku masih bisa tersenyum karena aku bersamamu.
Karena konyolmu kembali membawa tawa ku
Dan kata-kata pedas itu pula yang menjemput bahagiaku.
Kau,
Satu dari semua yang ku punya
Kau,
Satu dari mereka yang aku sayang
Kau,
Satu dari semua yang paling penting bagiku
Aku benar Rindu,
Rindu yang terlalu menyakitiku,
Maafkan jika sikap yang tak bisa menjagamu,
Maafkan kata yang menyakitimu,
Aku benar Rindu..
Teramat Rindu....
Sesak kurasa hati ini,
Ingin sekali merangkul,
Namun takkan pernah mampu.
Ingin bersorak,
Bahkan bisikan pun tak terdengar.
Tiada sesak yang lebih dalam,
Selain rindu yang tak terucap,
Meski satu kata tak mampu terlontar
Tiada sakit yang lebih menyayat,
Saat hati tertoreh oleh darah rindu,
Namun tak bisa berbuat.
Kau cahaya dan gelapku
Kau susah dan sedihku
Aku rindu,
Rindu semua cacianmu
Rindu semua makianmu
Rindu semua tingkah burukmu
Jika boleh aku memilih,
Biarlah hati ini terluka oleh pedasnya lidahmu,
Tak mengapa konyol itu banjiri sikapmu,
Atau bahkan sikap skeptis mu yang sering buat lelehan airmata membasahi wajahku.
Namun, akhirnya aku masih bisa tersenyum karena aku bersamamu.
Karena konyolmu kembali membawa tawa ku
Dan kata-kata pedas itu pula yang menjemput bahagiaku.
Kau,
Satu dari semua yang ku punya
Kau,
Satu dari mereka yang aku sayang
Kau,
Satu dari semua yang paling penting bagiku
Aku benar Rindu,
Rindu yang terlalu menyakitiku,
Maafkan jika sikap yang tak bisa menjagamu,
Maafkan kata yang menyakitimu,
Aku benar Rindu..
Teramat Rindu....
............
Rindu,...
Sesak kurasa hati ini,
Ingin sekali merangkul,
Namun takkan pernah mampu.
Ingin bersorak,
Bahkan bisikan pun tak terdengar.
Tiada sesak yang lebih dalam,
Selain rindu yang tak terucap,
Meski satu kata tak mampu terlontar
Tiada sakit yang lebih menyayat,
Saat hati tertoreh oleh darah rindu,
Namun tak bisa berbuat.
Kau cahaya dan gelapku
Kau susah dan sedihku
Aku rindu,
Rindu semua cacianmu
Rindu semua makianmu
Rindu semua tingkah burukmu
Jika boleh aku memilih,
Biarlah hati ini terluka oleh pedasnya lidahmu,
Tak mengapa konyol itu banjiri sikapmu,
Atau bahkan sikap skeptis mu yang sering buat lelehan airmata membasahi wajahku.
Namun, akhirnya aku masih bisa tersenyum karena aku bersamamu.
Karena konyolmu kembali membawa tawa ku
Dan kata-kata pedas itu pula yang menjemput bahagiaku.
Kau,
Satu dari semua yang ku punya
Kau,
Satu dari mereka yang aku sayang
Kau,
Satu dari semua yang paling penting bagiku
Aku benar Rindu,
Rindu yang terlalu menyakitiku,
Maafkan jika sikap yang tak bisa menjagamu,
Maafkan kata yang menyakitimu,
Aku benar Rindu..
Teramat Rindu....
Sesak kurasa hati ini,
Ingin sekali merangkul,
Namun takkan pernah mampu.
Ingin bersorak,
Bahkan bisikan pun tak terdengar.
Tiada sesak yang lebih dalam,
Selain rindu yang tak terucap,
Meski satu kata tak mampu terlontar
Tiada sakit yang lebih menyayat,
Saat hati tertoreh oleh darah rindu,
Namun tak bisa berbuat.
Kau cahaya dan gelapku
Kau susah dan sedihku
Aku rindu,
Rindu semua cacianmu
Rindu semua makianmu
Rindu semua tingkah burukmu
Jika boleh aku memilih,
Biarlah hati ini terluka oleh pedasnya lidahmu,
Tak mengapa konyol itu banjiri sikapmu,
Atau bahkan sikap skeptis mu yang sering buat lelehan airmata membasahi wajahku.
Namun, akhirnya aku masih bisa tersenyum karena aku bersamamu.
Karena konyolmu kembali membawa tawa ku
Dan kata-kata pedas itu pula yang menjemput bahagiaku.
Kau,
Satu dari semua yang ku punya
Kau,
Satu dari mereka yang aku sayang
Kau,
Satu dari semua yang paling penting bagiku
Aku benar Rindu,
Rindu yang terlalu menyakitiku,
Maafkan jika sikap yang tak bisa menjagamu,
Maafkan kata yang menyakitimu,
Aku benar Rindu..
Teramat Rindu....
Minggu, 26 Februari 2017
Do'aku
Hanya lantunan do'a kebaikan yang mampu terucap, meski bibir berkeinginanan mengutuk, tak pernah sanggup ku melisankan, bahkan jika terbesit, ia berlalu segera layak embun yang menguap di udara.
Selasa, 14 Februari 2017
Space
Saat jalan tak lagi bisa beriringan,
Jarak menjadi pilihan yang amat indah ntuk dijalani.
Ketika waktu berusaha menjawab tanya. Perpisahan seolah memberikan solusinya.
Jauh sebelum mentari memutuskan untuk berikan sinarnya. Awan telah siap melindungi pagi dalam kehangatan.
Bahkan daun yang gugur tak pernah miliki dendam pada angin. Air yang jatuh tak sempat menangisi masa yang buatnya pergi.
Namun, sesekali, bulan pun tak mampu bohongi diri. Ia merindukan kehadiran bintang kala malam menjemputnya. Berbisik pada awan, tuk tak biarkan sepi menghantam.
Masa tetap kan berlalu. Jarak kan buktikan bahwa semua kan beri nilai yang kau perlu. Entah itu sakit atau bahagiamu. Indah pastikan datang menjemputmu.
Kita.
Menunggu,
Pesan apa yang kan dibawa hujan pada bumi.
Meski atmosfer selalu jadi ruang dalam kisah ini.
Jarak menjadi pilihan yang amat indah ntuk dijalani.
Ketika waktu berusaha menjawab tanya. Perpisahan seolah memberikan solusinya.
Jauh sebelum mentari memutuskan untuk berikan sinarnya. Awan telah siap melindungi pagi dalam kehangatan.
Bahkan daun yang gugur tak pernah miliki dendam pada angin. Air yang jatuh tak sempat menangisi masa yang buatnya pergi.
Namun, sesekali, bulan pun tak mampu bohongi diri. Ia merindukan kehadiran bintang kala malam menjemputnya. Berbisik pada awan, tuk tak biarkan sepi menghantam.
Masa tetap kan berlalu. Jarak kan buktikan bahwa semua kan beri nilai yang kau perlu. Entah itu sakit atau bahagiamu. Indah pastikan datang menjemputmu.
Kita.
Menunggu,
Pesan apa yang kan dibawa hujan pada bumi.
Meski atmosfer selalu jadi ruang dalam kisah ini.
Rabu, 01 Februari 2017
Kamu
Kebencian.
Seberapa besar kata itu merasuki hatimu
Seberapa dingin ia membekukan jiwamu
Hingga kini tiada tawa atau bahkan senyum tergurat diwajah itu.
Kesal.
Mungkinkah ia begitu dalam
Mungkinkan ia begitu kelam
Menutupi setiap cahya yang mencoba sinari harimu.
Tawa.
Tiada lagikah ia dalam kamusmu
Tiada mungkinkah ia hiasi waktu mu
Hingga begitu sendu detik detik berlalu.
Aku.
Apa artiku bagimu
Hanyakahcerita lama mu,
Tak mungkinkah ku mampu kembali menjadi pelipur mu
Atau,
masih adakah tempat dalam relung mu
Biarkan isi kekosongan harimu
Meski ku tak pernah tau,
apa yang jadi sandungan mu,
hingga jadikan mu begitu rapuh.
Kamu.
Adalah kamu.
Dan aku ingin jadi cahya dalam pekatmu.
Jadi senyum dalam sedihmu.
Menemani dalam setiap sepimu.
- Dilam, 01 Feb 2017 // 22.14 wib -
"Kamu"
Seberapa besar kata itu merasuki hatimu
Seberapa dingin ia membekukan jiwamu
Hingga kini tiada tawa atau bahkan senyum tergurat diwajah itu.
Kesal.
Mungkinkah ia begitu dalam
Mungkinkan ia begitu kelam
Menutupi setiap cahya yang mencoba sinari harimu.
Tawa.
Tiada lagikah ia dalam kamusmu
Tiada mungkinkah ia hiasi waktu mu
Hingga begitu sendu detik detik berlalu.
Aku.
Apa artiku bagimu
Hanyakah
Tak mungkinkah ku mampu kembali menjadi pelipur mu
Atau,
masih adakah tempat dalam relung mu
Biarkan isi kekosongan harimu
Meski ku tak pernah tau,
apa yang jadi sandungan mu,
hingga jadikan mu begitu rapuh.
Kamu.
Adalah kamu.
Dan aku ingin jadi cahya dalam pekatmu.
Jadi senyum dalam sedihmu.
Menemani dalam setiap sepimu.
- Dilam, 01 Feb 2017 // 22.14 wib -
"Kamu"
Langganan:
Komentar (Atom)