Senin, 05 Desember 2016

#Aku

Kembali ku belajar ntuk menata serpihan yang beserakan.
Mengumpul, merapikan, menyusun puing-puing, pecahan duka yang tercabik oleh derasnya gucuran hujan air mata.
Krisis kepercayaan itu timbul karena dusta yang berulang. Salah yang berkali-kali mencoba membayangi langkah. Kata maaf yang tak lagi memiliki nilai.
Mempengaruhi usaha ku ntuk membangun kembali keyakinanku.

Belajar ntuk kembali bangkit dari jatuh ku, merangkak menatih setiap gerik. Belajar ntuk memulihkan krisis yang mulai semakin pelik. Kunci nya mulai berayun tergantung setengah masuk. Sesayup angin berhembus,..., kondisinya entah kan memilih jatuh atau berusaha ada pada tempat semula.

Yakin ku, dan percaya ku membengkak ingin pecah. Aku ingin pulihkan. Masih mencoba. Dan aku, trus berusaha. Aku belajar ntuk kembali kuat. Selayaknya aku....

Kamis, 17 November 2016

*****

.......

Aku merindu, namun tak tau pada siapa rasa ini menuju.
Ku ingin sekali berbagi, ingin menangis lepaskan luka ku, ingin tertawa ceritakan bahagiaku.

Aku benar-benar merindu....
Dia yang selalu ada dalam khayalku. Tak sekalipun ku bisa bertegur sapa. Ia sembunyi pada ilusi ku semata.

Setiap kali luka ku datang, dia membayangi aku ntuk mengunjunginya. Memintaku untuk selalu membagi kisahku. Tapi di manakah ku bisa menemuinya??
Sebuah tanya yang tak ada jawabnya.

Setiap bahagiaku memberi warna, sekilas senyum tipis pun menghiasi wajahnya. Turut ikhlas menerima suka ku. Turut bersorak saat buncahan bahagia mengisi hari ku. Dan sesekali mengingatkan ku ntuk terus menapak.
Lagi, ku hanya bisa melihatnya dalam ilusi. Tak sekalipun ia utuh dihadapku.

Sedihku mengulang, sepiku memuncak, dan aku ingin keramaian dalam suaranya, ku ingin disampingnya, meminjam bahunya, genggam erat tangannya, dengarkan kata-kata yang menenangkan dari lisannya. Semua itu, beri ku kekuatan, menyejukkan pikiran, mendamaikan kemelut hati yang gelisah.

Hanyakah semua itu impian kosong belaka....?
Bermimpi kan jadi nyata.

Datanglah dalam duniaku. Wujudkan rupamu. Isi hariku. Jangan biarkan ku terlalu lama merindu. Rindu yang teramat pilu. Yang kian lama terus menyiksa batinku.

..........

Aku mungkin lelah.  Lelah menjawab semua tanya, lelah menghadapi ketimpangan, kesenjangan. Lelah diperbandingkan, lelah setiap kali mendengar lisan mereka berujar. Pilih, cocok, tidak, buang, ini bagus, itu jelek. Sebaiknya begini, begitu. Dan lainnya.

Jika aku kaca, tak hanya retak yang tampak pada rupaku. Sekali sentuh saja meski lembut, akan meruntuhkan semua upayaku bertahan. Hanya butuh sedikit colekan dan  Prank...., hancur sudah tak berbentuk.

Hati ini pun bisa berbelok, sekukuh apapun aku bertahan, saat tekanan begitu kuat berhembus, perlahan ia kan mengalihkan arah. Aku masih berusaha kuat. Namun jiwa tak sanggup lagi melawan. Bagaimana ku harus bersikap....

Aku benar-benar letih, ku butuh waktu ntuk menyendiri. Jauh dari keriuhan tak bertepi....

Senin, 14 November 2016

2 Sisi

Memang bukan sekedar perbedaan yang menyebabkan retak. Namun tidak cukup jika hanya kesamaan untuk menyatukan. Bahkan dalam beda kita dapat temukan liku pertualangan. Bersama perbedaan jua kita jatuh dalam jebakan. Ranjau tersembunyi yang menakutkan.

Jangan pula berharap kau kan temukan kenyamanan berlimpah, jika hanya bermodal kata sama semata. Dia pun miliki teka-teki berbeda. Mencuri ketika kau lengah. Mengambil saat kau lupa. Hancur dalam bentuk tak terduga.

Tanpa beda kita tak pernah bisa saling menyapa. Dengan sama kita bisa saling mengisi.
Perbedaan dan kesamaan adalah dua sisi mata uang, tak bisa dipisah. Meski tak pernah saling hadap, namun tak pula saling meninggalkan.

Tak mungkin ada kata cukup dalam merenda kisah. Semua kan jadi utuh saat kau tau apa yang kau butuh, tanpa harus ada dibunuh, tuk mengisi yang kosong menjadi penuh.


01.06 WIB
Senin dini hari, 14/11/16

No Title #2

Sekian masa berlalu. Angin dan udara menyatu dalam kerinduanku. Ombak bergejolak saat memikirkan kau dan aku berharap jadi satu. Memecah diujung jemari kakiku, kelabu sekejap membayangi mataku.

Aku...  Terkesima akan pesona jingga sore ini. Perlahan kisah lama kembali sebagai nyanyian senja. Sesayup menitipkan pesan. Ia kan datang menjelang malam. Mengingatkan ku akan mimpi yang berkelanjutan.

Aku..., berdiri dalam diam. Memaku dalam sendiri. Berusaha membuka memori. Membalik kembali lembar lusuh dalam ingatan. Kemudian menjelma sebagai wujud tanya. Mungkinkah ia kembali bercerita?
Hanya saja, aku tak siap menerima. Akankah menjadi sama atau kan jadi suatu berita yang berbeda.

No title....
(.................)
Senin dini hari 14/11/16
00.23 wib

Jumat, 11 November 2016

Mentariku

Pagi mentariku...
Senyummu berikan ku semangat menggebu.
Setiap kali ku buka mata, sinarmu langsung hangatkan tubuh ku.

Sekian banyak syukur ku ucap. Pencipta tlah hadirkan dirimu dalam setiap langkahku. Menerangi celah-celah sepi yang lalu. Membawakanku kebahagiaan dalam jalani cerita baru.

Ku tak pernah tau, kapan tepatnya aku merasa sangat membutuhkan mu. Aku slalu saja merindukan sinarmu yang menghangatkan. Senyuman yang lembut menyapa. Serta kenyaman senja yang mendamaikan.
Semua itu memberikan ku seribu makna.

Meski malam menyembunyikan mu. Aku tau, esok kan membawamu kembali padaku. Awan hitampun takkan sanggup menyimpanmu terlalu lama. Cahayamu begitu terang, kepekatan langit tak mampu membuatmu tenggelam. Kemilaumu kan segera menerangiku.

Terkadang kau bingkiskan cahaya pelangi nan indah yang terbias bersama rintik hujan. Sesaat lainnya, kau senandungkan gemuruh  dalam kebisuan. Entah itu kemarahan atau hanya sapaan. Aku tetap menikmatinya dengan senyum. Karena ku tau kan selalu ada sentuhan lembut sinar mu setelahnya.

Aku, tak ingin terlalu tamak dengan pesonamu. Berbagilah dengan semesta. Aku pun kan rasakan bahagia.
Tapi...
Kiaskan pada semua. Bahwa cintamu hanyalah milikku...

Mentariku.... 🌞

Rabu, 09 November 2016

Menunggu jawaban....

Teruntuk hati ku....
Ada apa denganmu hari ini, kau begitu dingin, kau acuhkan setiap ucapku, kau tolak setiap pintaku...
Begitu datar, tak da yang istimewa hari ini. Dan. Aku menunggumu dengan semua tanya ku...

Wahai hati ku...
Apakah kau marah, setiap kali aku membohongimu, mengatakan semua yang tak kau ingini, mengucapkan hal yang tak kau harapkan. Dan sekarang ketika kau tak ingin aku mengutarakannya, aku berusaha untuk tetap menyampaikan semuanya. Berharap kau luluh dan kembali bicara padaku. Terlalu lama kau diam. Dan aku mulai resah. Kebisuan ini tak sanggup ku jalani. Terlalu sepi...

Aku terbiasa bertengkar denganmu, aku terbiasa berdebat tentang sesuatu bahkan itu tidaklah penting, karena saat itu pula kutemukan bahagiaku. Aku tau tentang semua pedulimu. Jika kau seperti ini, aku bisa apa. Aku hilang kendali diriku sendiri. Maafkan aku dengan sikapku yang tak kau pahami. Logikaku pun ikut mambatu sepertimu..

Jangan biarkan ini berlarut, aku butuh suara kecilmu yang slalu menuntunku kembali. Jangan berubah arah, aku mohon kembalilah padaku. Hati kecilku, satu milikku yang takkan kulepas, tak mungkin.

Aku menunggu jawabmu...

Jumat, 04 November 2016

No Title

Apa yang sebenarnya ingin kau perlihatkan pada kalayak ramai???
Sebenarnya hal seperti apa yang benar-benar ingin kau pertontonkan??

Tidak cukupkah hanya dengan menjalani peranmu saja,  masih kurangkah dengan posisimu saat ini. Nikmati saja. Mengapa harus merambah pada ranah yang seharusnya tak kau sentuh, sehingga tanpa kau sadari, kau tlah merusaknya ...

Jika kau ingin berkelana, silahkan saja. Nikmati pemandangan sekitarmu. Tapi jangan pernah kau renggut tanaman yang terlihat indah yang ada di taman tetangga, hanya karena ingin melihat nya dari jarak dekat. Padahal itu bukan hak mu.

Kenapa mesti berkoar jika hanya dengan sikap tulusmu saja kau sudah menjadi perhatian...
Mengapa harus membentak, jika hanya dengan senyuman ikhlas, semua orang akan menghormatimu....
Tidak harus menunjukkan sisi burukmu, jika kau benar-benar ingin menjadi yang kau inginkan....
Banyak hal positif yang masih bisa kau kembangkan demi mencapai tujuanmu. Jangan sikut orang2 yang ada disampingmu. Naiklah tanpa menjatuhkan apapun. Bijaklah dalam bersikap.

Ini hanya renungan.....
Akupun berusaha untuk terus belajar....

Rabu, 02 November 2016

The other me....

Aku sering bertanya pada seseorang dalam diriku. Apa yang benar-benar diinginkannya untuk hidup ini.
Terlalu banyak pinta, terlalu banyak mau. Pilihan di depan mata, masih saja enggan untuk memutuskan. Telah nyata di hadapan apa yang harus dilakukan tetap saja meragukan keberadaannya.

Kau yang bersemayam dalam diriku. Wujud apa yang kau harapkan. Semua tlah tersaji di meja mu, namun menu mana yang akan kau santap??

Kau selalu lari dari setiap masalah mu, mengapa? Tak kah sanggup kau melewatinya hingga kau pun rela memulai dari nol lagi disituasi yang berbeda. Tak pernahkah kau tau kalau itu akan sia-sia saja. Jika kau masih saja menjadi seorang pengecut dalam mengambil keputusan, maka hasilnya akan nihil.

Kau tak pernah berani beranjak dari "comfort zone" mu. Tidakkah kau sadari, kalau hal yang sama trus terulang. Lagi dan lagi. Kau tak mau melawan dan tak pernah mau bertarung dengan masalah mu. Selalu saja mengambil langkah seribu untuk menjauhi nya. Kau tak mau mengakui kalau kau akan selalu bertegur sapa dengan problem yang sama. Masih kah kau mengacuhkannya tuk kesekian kali lagi.

Please, bangun dari tempat duduk mu, selesaikan permainan yang telah kau mulai ini. Jangan lari lagi. Karena aku pun mulai jenuh dengan kemauan tak jelas mu ini.

Dengarkan lah aku, wahai 'aku' yang di sana....
Hentikan tingkah konyolmu. Ubah alur cerita yang teramat klise ini. Hingga akupun mampu bergerak bebas. Tak lagi terkekang inginmu yang tak pernah ku pahami.


Talk with the other me...
(Dilam, 021116)

Kamis, 27 Oktober 2016

#Pinta

Tak pernah meminta lebih, tak ingin menginginkan hal yang muluk. Aku ini sederhana. Sesederhana harap ku pada mu. Hanya satu kata. Percaya.

Bisakah kiranya satu kata itu ku gantungkan padamu, ada kah hal itu dapat kau berikan untukku. Tiang kuat yang kan menyangga jalinan ini. Penyokong penuh, yang takkan pernah rapuh. Tak kan ada hal lain yang berani ku pinta selain dari kepercayaanmu. Karena aku jua kan berikan hal yang sama padamu, berharap bangunan yang kita rancang ini, mampu berdiri kokoh..

Sabtu, 08 Oktober 2016

Kembali

Tak lagi bisa kuhitung jarak yang kutinggalkan. Letih sudah sayap kukepakkan. Mengarungi lautan dan melintasi langit yang begitu kejam. Teriknya mentari tak mampu menyurutkan tekadku. Aku ingin meninggalkan sarang itu, jauh. Dan lebih jauh lagi. Tak lagi ingin ku kembali. Tak lagi ingin mengenangnya. Aku ingin temukan petualangan ku yang baru. Berusaha sendiri....

Aku tlah bertemu dengan pelangi, tertawa bersama rintik hujan yang dibiaskan oleh mentari. Indahnya langit jingga disisi-sisi negeri yang ku lewati memberikan cerita berbeda setiap kali ku menyapa. Bahkan aku berkenalan dengan aurora, rupanya tak kan bisa kulisankan. Sejenak, sarang itu pun hilang dari pikirku. Tenggelam dalam kagumku. Keanggunan alam membuai bagian bawah sadarku, aku pun mulai menyelami setiap jengkal bahagia yang merasuk perlahan. Aku terpana.

Namun tiba-tiba, angin meniupku dengan sepoinya, perlahan, tampak ia membawa segerombolan awan hitam kelam. Jelas saja, mereka siap menghujaniku dengan ribuan tetes air yang jatuh bagai serangan misil para prajurit perang. Dan aku. Terpaku.
Bukan hanya kali ini badai datang mengejutkanku. Kemarin, mungkin minggu lalu. Atau beberapa bulan sebelumnya, aku merasakan hal yang sama. Mereka slalu membangunkan ku dari mimpi indahku. Aku masih saja sama. Terdiam, mematung. Dan bingung. Berusaha terbang lagi. Tapi ke mana?? Aku di tengah savana. Tak ada pohon yang bisa kutempati, tak ada gua atau bahkan lubang kecil yang bisa kusinggahi, sekedar melindungi sayap letihku dari amukan alam yang tak tau kapan akan berhenti. Aku di daerah asing tak bertuan. Sendiri.

Kembali. Aku. Teringat. Sarangku begitu damai. Namun. Aku tak lagi bisa meraihnya.

Jumat, 07 Oktober 2016

#Oct

Hai oktober,...
Kau datang lagi mengunjungiku.
Apa yang kau tawarkan padaku kali ini. Kuharap bukan itu. Bingkisan tua berhias pita merah jambu yang kau tenteng setiap kali kau menyapa. Aku tau, niatmu ingin membuatnya terlihat lucu, tapi kau membuatnya semakin... Entahlah. Aksen merah jambu itu makin buatku pilu.

Oktober, ....
Bawakan aku berita bahagiamu. Kisahkan aku bersama lembaran baru. Jangan lagi kau buka kitab tua mu itu. Sudah teramat lusuh. Sampulnya pun mulai terlihat koyak di setiap sudutnya. Jangan lagi kau paksakan ntuk mengulas cerita klasikmu.

Oktober,...
Tak lagi adakah halaman kosong yang bisa kuisi dengan guratan pena bahagia ku. Buku lama itu, simpan saja dalam bingkisanmu. Tak ingin ku buka sejarah lalu, itu hanya menyisakan luka. Lagi dan lagi. Hanya guratan perih yang kau torehkan bersama ceritamu. Dan aku, mulai bosan akan rasa sakitku.

Oktober,...
Kali ini beri aku tema baru. Biarkan aku berselancar dengan ujung penaku. Kan kupenuhi setiap halamannya dengan tinta bewarna ceria. Aku pun siap merangkai setiap kata-kata baru menjadi kalimat-kalimat indah penuh makna.

Oktober,...
Waktu kian merangkak jauh. Temani aku dengan senyummu. Isi hariku dengan tawa bahagia teman-temanmu. Bergerak berirama, menari, bersama musimmu yang basah ini. Musim yang siap menyirami keringnya lukaku. Sejukkan perihku. Hingga tak lagi ada noda menyelimuti hatiku, biarkan mengalir jauh.

Oktober,...
Izinkan pula aku mengantarmu dengan senyumku, melepasmu dengan ikhlasku, dan menunggumu kembali datang bersama kegembiraanku. Hingga aku mampu melupakan sakitku yang lalu.

Oktober,...
biarkan aku merindukan mu.....

😃
Welcome the new Oct....

Minggu, 02 Oktober 2016

Pecahan sepi yang terbagi

Situasi canggung seperti apa yang aku hadapi malam ini. Dingin tanpa kata. Tak satu pun diantara kita berusaha bicara memulai memecah keheningan ini. Akupun mulai merasakan kejenuhan dalam diamku. Enggan ini terus meracuni hati untuk tetap pada posisi yg sama. Diam.

Aku benci kesunyian, namun bibir teramat berat ntuk berucap. Kemana aku yang kemarin, ada apa pula dengan mu hari ini. Kecanggungan apa ini. Semua pertanyaan itu menghantui pikiran ku.

Senyum tipis meringis, hanya itu. Sesekali pandangan mencuri dalam diam. Dan. Kita. Tetap saja seperti ini. Hening.....

Sekilas bertatap, namun sekejap membuang pandang. Entah apa yang ingin dilisankan oleh lirikkan itu, namun tak pernah sampai pada tujuannya.

Aku, tak bisa bergerak. Kaku. Hati yang sebenarnya bertanggung jawab untuk situasi ini. Tapi ku tak miliki jawaban ntuk semua tanya yang terlintas. Hanya kecanggungan yang ada saat ini.

Sesuatu di luar sana, tolong pecah keheningan ini. Ramaikan lah dengan apapun itu. Bahkan angin mampu mengusik tenangnya malam. Namun sepi ini tak kunjung hilang.

So awkward, ....

(Dilam, 1 Oct '16...
For someone in there....)
@asw....

Kamis, 22 September 2016

Limbung

Aku menemukan sosok baru yang bisa melindungiku, tapi aku terlalu takut untuk kembali memulainya, aku takut tuk jatuh cinta lagi. Aku tak pernah lagi berani memilih jalan ku menuju cinta yang disorak soraikan kebanyakan orang. Dan sudah terlalu sering juga aku menjatuhkan diri pada jebakan yang kubuat sendiri.

Kisah ku kisah klise, mencari dan menemukan, tapi tak pernah bisa benar- benar memiliki. Aku, limbung pada pilihan ku. Aku, bingung pada rasaku. Terombang di lautan pikiran tak berujung. Melintasi semua hal yang tanpa akhir. Aku. Bagai intan dionggokan arang, kelam berselimut pekat. Cahya nya pun tertimbun kegelapan.

Kamis, 01 September 2016

Aku takut tuk jatuh cinta, takut rasa itu bisa meluluhkan iman ku. Ku tlah berusaha ntuk membangun benteng hati, tapi selalu saja gagal.

Ketika seseorang mencoba mengetuk dengan kelembutan nya. Sejenak benteng ku berubah menjadi transparan, hingga semua nya jadi terlihat jelas.

Aku takut kembali ke rasa itu sebelum aku benar-benar matang untuk menjalani nya. Aku takut tenggelam dalam ilusi sesaat yang ditawarkan cinta pada ku, ketika aku benar2 belum mampu untuk menyelami setiap liku proses nya.

Ketakutan ku teramat sangat, karena aku tak pernah mampu menghindari rasa itu......

Minggu, 21 Agustus 2016

PILU

Guys, ada yang pernah ngerasa ga kadang kita jadi orang yang paling ga dianggap di lingkaran suatu hubungan yang kita sebut itu sebagai persahabatan. Persahabatan sering juga kita sebut sebagai potongan dari keluarga yang kita bentuk atas azas kebersamaan yang kita miliki bersama.

Namun ada moment dimana kita adalah orang terakhir yang tau apa yang terjadi di dalam keluarga. Kita bahkan baru mengetahui hal itu dari obrolan tetangganya tetangga kita. Notabenenya itu diluar rumah yang kita tempati. Mereka lebih dulu mengetahui event apa yang kita lewati dari keluarga kita.

Haahhhhh......
Menurutku itu bagian paling menyakitkan yang pernah aku alami dalam hidup. Sakit yang bukan berasal dari luka yang terlihat dari luar. Namun sakit dari sayatan pilu dibagian hati paling rapuh. Perih nan tak berujung sembuh. Hanya karena orang yang kita anggap keluarga tak menganggap kita serupa. Hingga apapun suka atau duka yang dilaluinya tak perlu dibagi pada orang lain dan itu termasuk dirimu sebagai sahabat atau keluarganya. Cause you are not be important for knowing information of personallity about him.

Jadi rasa sakitmu, bawa sendiri. Pilu. 😖

Kamis, 21 Juli 2016

#Merindu

Aku merindu.

Dulu, kala masa sulitku, selalu ada tangan yang siap menggenggam hangat jari jemari ini. Mendamaikan gelisah hati. Mendengar setiap ocehan. Dan selalu ada cara menenangkan badai yang datang, meski tak tau dari mana asalnya.

Aku sungguh merindu.
Amat dalam lukaku, tak lagi ada bayang yang siap menantiku dikala senja menjemput. Malamku kian sepi tanpa ada yang mampu mengisi kekosongan ini.

Jauh sebelum sepi ini menyerang, aku terlalu acuh dengan semua yang melindungiku.
Sekarang,  perlahan semua meninggalkanku dalam gelap. Bahkan seekor kunang-kunang merasa enggan untuk datang dengan cahayanya.

Terlalu sepi, gelap, sakit.
Aku jatuh pada kedalaman yang tak berhingga. Sendiri,...

Aku teramat merindu.

Kamis, 14 Juli 2016

Bumi

Dalam keheningan malam. Gemuruh langit memecah sunyi. Bintang yang semula nenghiasi dengan gemilang, perlahan menghilang dibalik awan kelam. Jangkrik-jangkrik pun ikut bersembunyi karena ketakutan.
-
Tak hanya gemuruh yang datang, petir seolah bersahut-sahutan menyambar, mengejar awan hitam yang berarak menutupi langit. Kan menjadi pekat. Bersiap membuang setiap kepiluan yang mau tak mau harus diangkut kemanapun ia beranjak. Perlahan setiap titik yang ada selama ini membesar dan semakin berat untuk diajak melanglang buana mengelilingi bumi. Inilah waktunya untuk memuntahkan setiap tetes yang ada.
-
Sesak.
Mungkin itu yang dirasakannya. Hingga tak lagi mampu menahan butiran yang telah jauh berkembang menjadi bongkahan. Seolah berevolusi menjadi raksasa, yang penuh dengan amarahnya. Ke mana lagi akan dibuang semua kepiluan itu, kalau bukan bumi.
-
Bumi, harus mau menampungnya.
Tapi sanggupkah?
Itu semua adalah bentuk kemurkaan.
Petir siap menyerang, hujan tak segan meruntuhkan bukit. Membawa bandang yang siap menghanyutkan setiap apapun yang dilewatinya.
-
Namun, dari semua derita yang akan diterima. Bumi selalu tegar.
Menerimanya dengan, yaa mungkin sedikit senyuman, namun berlimpah keikhlasan.
Karena bumi selalu tau, "Dibalik gelapnya malam akan datang fajar membawa terangnya mentari pagi."

:-) :-)

Senin, 11 Juli 2016

#Miss U Friends (about us - T. Fis '10)

Temans, masih ingatkah kalian tentang semua kisah di masa-masa perjuangan untuk menyelesaikan study kita. Saat-saat di mana tidak ada yang namanya jaim, malu, segan ataupun enggan untuk mengatakan serta melakukan apapun itu selagi masih di batas kewajaran dalam koridor pertemanan. Yang berlaku saat itu hanyalah tawa dalam suka duka kebersamaan untuk kebahagiaan semua. Tak ada kata tersinggung, tersakiti dan semua kerabat tak mengenakkannya. Yaaa, tidak dipungkiri perdebatan memang ada atau bahkan sering terjadi. Namun kita sama-sama tau bahwa apapun itu, langkah yang kita ambil tujuannya untuk kebaikan dan mengoreksi kesalahan pribadi masing-masing untuk membenahi tubuh persaudaraan yang kita bentuk bersama. Bukan untuk menunjukkan siapa yang salah atau benar.
-
Sadarkah kalian bahwa masa-masa itu tertinggal jauh di belakang. Bermil-mil kilometer, bahkan mungkin lebih dari itu, hingga akupun sulit untuk membayangkan bentuk utuhnya saat ini.
-
Rasa gengsi menghambat bentuk silahturahmi tetap terjalin. Bahkan kata sibuk pun sering terucap sebagai alasan klise. Sulit untuk hanya mengatakan "bagaimana kabarmu?" karena jarak jelas telah menjadi alasan mutlak untuk bertemu. Namun untuk sekedar "say hay" pun bibir ini terasa amat berat untuk digerakkan. Bahkan amat sulit walau hanya tulis comment di grup sosmed salah satu diantara kita, karena tak ada topik yang cukup menarik untuk dikomentari. Padahal dulu, tanpa topik berarti pun kita tetap bisa ngobrol ngalur ngidul kesana kemari di sela oleh tawa bahkan tangisan spontan mengalir begitu saja.
-
Ada saat dimana waktu kita tanpa basa basi bersedia makan 1 untuk semua, walau hanya dengan lauk seadanya, jengkol atau sayur daun singkong menjadi saksi. Tanpa jaim, tanpa malu atau gengsi. Semua melebur jadi satu. Bahkan jika ada diantara kalian yang mengingatnya, ada suatu kesempatan dimana seorang dari kita mendapat julukan "kambing" karena doyan makan daun singkong waktu kita makan nasi bungkus bersama di student center lantai 5 gedung K kampus tercinta kita. Ada moment dimana mantan cosma kita entah sengaja atau tidak membungkuskan "pembaut wanita" untuk hadiah tukar kado di event hiking lokal kita. Tujuannya satu, untuk happy-happy aja. Tak ada batasan untuk kebersamaan kita, karena kita 1 untuk bersama.

Namun sekarang, tak ada lagi waktu itu. Teramat jauh kita terpisahkan oleh waktu dan jarak. Tak ada lagi pengumuman untuk berkumpul bersama di depan halte yang disebar by sms oleh buk bendum yang merangkap jadi seksi informasi/humas. Yang biasanya jika telah mendapat kode kumpul, maka tanpa banyak alasan semuanya berkumpul.

Waktu itu telah menghilang ditelan kesibukan. Kenangan itu hanya akan tersimpan di memory kita saja, sebagai kisah lalu yang akankah terulang lagi entah kapan. Berharap....
Aku sangat berharap datangnya kesempatan itu walau hanya sekali saja. Kita ada dalam keutuhan kebersamaan T. Fisika 2010. Again...

Miss U Guys, So much....<3 <3 <3

Minggu, 10 Juli 2016

Renungan di awal Syawal

Terkadang kita terlalu banyak mengeluh untuk setiap kehidupan kita. Kita terlalu sering memikirkan kalau Tuhan itu tidak adil. Mengapa semua orang bahagia, sedangkan kita tidak, atau mengapa hidup kita begini buruknya sedangkan yang lain terlihat begitu bahagia. Tapi jika kita pikirkan lagi tentunya ada alasan dibalik itu semua. Coba renungkanlah sesuatu.
-
"Alah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan umatnya"
-
Setiap keadaan ada alasan untuk itu. karena sifat maha adil Allah-lah kita terkadang merasakan kesusahan atau kesedihan yang amat berat karena kehilangan sesuatu. Karena kita juga pernah merasakan kebahagiaan dan kesenangan sebelum atau sesudah ujian itu datang sebagai wujud imbalan atau itulah hak kita karena telah berhasil melewatinya. Layaknya seorang siswa yang telah naik kelas setelah menyelesaikan study awalnya. Kita pun pasti telah atau akan naik kelas ketika telah menyelesaikan ujian yg diberikan kepada masing-masing pribadi kita. Tentu itu butuh waktu untuk menyelesaikannya. Dan butuh kesabaran dalam menjalaninya. Hingga waktu itu datang.
-
Kenaikan kelas yang kita dapatkan berupa peningkatan iman kita yang semakin bersyukur untuk setiap kehidupan yang telah kita lewati dan rasa syukur karena telah diberi kesempatan untuk merubah diri menjadi yang lebih baik. Tetap istiqamah di jalan Allah.
-
Syukuri setiap helaan nafas, nikmati setiap langkah dan kita akan menjadi makhluk yang paling bahagia di dunia ini, walau hanya dengan cara yang sederhana. Mari jalani kehidupan ini dengan rasa syukur yang berlimpah.
-
Keep smile. That is so simple, but you can make everything be happy with a smile. :-) :-) :-)

Jumat, 08 Juli 2016

Ketika iman di tanya keteguhannya.
Ketika jiwa ditanya kesungguhannya
Saat semua langkah menjadi sia-sia
Akankah ada tangan yang sedia mengulurkan bantuannya selain Allah semata.


Kamis, 07 Juli 2016

#1 story

Ini cerita pertamaku tentang perjalanan dalam menelusuri jejak-jejak pengembaraan panjang. Langkah demi langkah mulai ku eja dari titik awal aku berdiri. Berharap langkah ini kan bermuara pada tujuan yang sebenarnya, mimpi yang takkan pernah pudar mesti letih kaki ini melangkah, walau jiwa ini mulai tergerus keteguhan niatnya, atau saat mata mulai memudar cahayanya. Bismillah, ya Robb.... Berkahi langkah pertamaku ini, semoga setiap derap langkah yang kupijakkan di bumi-Mu ini mendapatkan ridho-Mu Tuhanku. Agar aku tetap teguh dalam citaku.